BAB 5
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Pendidikan multikultural
adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif
dari berbagai kelompok kultural. Tujuan penting dari pendidikan multikultural
adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid. Pendidikan multikultural muncul
dari gerakan hak-hak sipil pada 1960-an dan gerakan untuk pemerataan kesetaraan
dan keadilan sosial dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna.
Sebagai sebuah bidang, pendidikan multikultural mencakup isu-isu yang berkaitan
dengan status sosioekonomi, etnisitas, dan gender. Karena keadilan sosial
adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka reduksi prasangka dan
pedagogi ekuitas menjadi komponen utamanya. Reduksi prasangka adalah aktivitas
yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi perundangan
negatif dan stereotip terhadap orang lain. Pedagogi ekuitas
adalah
modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran
yang tepat itu baik itu untuk anak laki-laki maupun perempuan dan untuk semua kelompok
etnis.
Memberdayakan Murid
Istilah
pemberdayaan berarti memberi orang
kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan
menciptakan dunia yang lebih adil. Pendidikan multikultural dititikberatkan
pada usaha memberdayakan murid dan memperbaiki representasi kelompok minoritas
dan kultural dalam kurikulum dan buku ajar. Sonia Nieto (1992), seorang
keturunan Puerto Rico yang besar di New York City, percaya bahwa pendidikannya
membuat merasa latar belakang kulturalnya kelihatan agak buruk. Dia memberikan
rekomendasi sebagai berikut :
§
Kurikulum sekolah harus
jelas antirasis dan anti diskriminasi.
§
Pendidikan multikultural
harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid.
§
Murid harus dilatih
untuk lebih sadar budaya (kultur).
Pengajaran yang relevan secara kultural
Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural.
Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang
kultural dari pelajar. Pakar pendidikan multikultural percaya bahwa guru yang
baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran menjadi lebih
efektif.
Pendidikan yang Berpusat pada lsu
Pendidikan
yang berpusat pada isu juga merupakan aspek penting dari pendidikan
multikultural. Dalam pendekatan ini, murid diajari secara
sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan
sosial. Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga
mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut
murid. Pendidikan yang berpusat pada isu terkait erat dengan pendidikan
moral.
Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Kelompok Etnis
yang Berbeda-beda
Ada
sejumlah strategi dan program untuk meningkatkan hubungan antar-anak dari
kelompok etnis yang berbeda-beda. Antara lain :
Ø
Kelas jigsaw -
Kelas di mana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta
bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas
untuk meraih tujuan yang sama.
Ø
Kontak personal dengan orang lain dari latar belakang
kultural yang berbeda.
Hubungan
meningkat ketika murid saling berbicara satu sama lain tentang kecemasan
mereka, kesuksesan mereka, kegagalan mereka, strategi mereka untuk mengatasi
masalah, minat mereka, dan sebagainya. Ketika murid mengungkapkan informasi
perusahaan mereka sendiri, mereka lebih mungkin untuk dianggap sebagai manusia
ketimbang sebagai bagian dari suatu kelompok. Berbagai informasi personal
seringkali akan melahirkan penemuan ini: orang dari berbagai latar belakang
berbagai harapan yang sama, kecemasan yang sama, dan perasaan yang sama.
Berbagi informasi personal dapat membantu memecahkan rintangan yang menyekat
antarkelompok dan sekat di antara kami/mereka.
Ø
Pengambilan perspektif
Latihan dan aktivitas yang membantu murid
melihat perspektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar etnis. Dalam satu
latihan, murid-murid belajar perilaku tertentu yang tepat dari dua kelompok
kultural yang berbeda. Kemudian, kedua kelompok itu berinteraksi satu sama lain
sesuai dengan perilaku tersebut. Hasilnya, mereka merasakan kegelisahan
sekaligus pemahaman. Mempelajari orang dari belahan dunia yang berbeda juga
membantu murid untuk memahami perspektif yang berbeda.
Pemikiran kritis dan intelegensi emosional
Murid
yang belajar berpikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antar-etnis
kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tak lagi menstereotipkan orang
lain. Murid yang berpikir dangkal sering kali lebih banyak berprasangka. Akan
tetapi, jika murid belajar mengajukan pertanyaan, memikirkan dahulu isunya
ketimbang jawabannya, dan menunda dahulu penilaian sampai informasi yang
lengkap sudah tersedia, maka prasangkanya akan berkurang.
Mengurangi bias
Louise
Derman-Sparks dan Anti-Bias Curriculum Task Force menciptakan sejumlah alat
untuk membantu anak mengurangi, mengelola, atau bahkan mengeliminasi bias.
Berikut ini beberapa strategi anti bias yang direkomendasikan untuk guru :
ü
Ciptakan lingkungan
kelas anti bias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis
dan kultural.
ü Pilih materi drama, seni
,dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman dan kultural.
ü
Gunakan boneka
"Persona" untuk anak kecil.
ü
Bantu murid menolak
stereotip dan diskriminasi.
ü
Ikutlah dalam aktivitas
peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan kultural anda sendiri secara
lebih baik dan untuk menangani stereotip atau bias yang mungkin anda miliki.
ü
Bangun dialog guru/orang
tua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan.
Meningkatkan toleransi
Teaching
Tolerance Project menyediakan sumber daya dan materi kepada sekolah untuk
meningkatkan pemahaman antar kultur dan hubungan antara antar kulit putih
dengan kulit berwarna.
Sekolah dan komunitas sebagai satu tim
Psikiater
dari Yale, James Comer percaya bahwa tim komunitas merupakan cara terbaik untu
mendidik anak. Ada tiga aspek penting dari Comer Project, yakni (1)
pemerintah dan tim manajemen yang mengembangkan rencana sekolah yang komprehensif,
penilaian strategi, dan program pengembangan staf (2) tim pendukung
sekolah dan kesehatan mental, dan (3) program orang tua. Comer
percaya bahwa seluruh komunitas sekolah harus kooperatif, bukan bersikap
bermusuhan.
Isu Apakah Inti Nilai "Putih" Mesti Diajarkan
atau Tidak
Beberapa
pendidik menentang penekanan pada pemberian informasi tentang kelompok etnis
yang berbeda melalui kurikulum sekolah. Mereka juga menentang pendidikan
etnosentris yang menekankan pada kelompok minoritas non-Kulit Putih. Dalam
salah satu proposal, Arthur Schlesinger mengatakan babwa semua murid
seharusnya diajari seperangkat nilai inti, yang menurutnya berasa dari
tradisi Anglo-Protestan Kulit Putih. Nilai-nilai inti ini mencakup saling
menghargai, hak individu, dan toleransi pada perbedaan.
Kritik terhadap pandangan Schlesinger ini menyatakan bahwa nilai-nilai ini
bukan khusus milik Anglo-Protestan Kulit Putih, tetapi nilai yang juga
dimilliki semua kelompok agama dan etnis di Amerika. Jadi,
pendidikan multikultural dikritik oleh orang yang berpendapat bahwa semua
anak seharusnya diajari satu nilai inti bersama, terutama nilai Anglo-Protestan
Kulit Putih. Namun, pendukung pendidikan multikultural tidak menentang
pengajaran nilai inti seperti itu selama ia tidak keseluruhan kurikulum.
Sumber :
Santrock, J. W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua.
Diterjemahkan oleh: Tri Wibowo BS. Jakarta. PRENADAMEDIA GROUP.
BOSQQ adalah situs yang menyediakan permainan BandarQ terlengkap seperti taruhan BandarQ Online, Domino99, Capsa Susun Dan Texas Poker Terpercaya paling aman di Indonesia. Situs BosQQ berani menjamin keamanan akun anda dalam bermain permainan taruhan kartu. BOSQQ mengutamakan kenyamanan semua pemainnya ketika sedang melakukan komunikasi terhadap customer service yang ramah dan juga sangat professional ini hanya ada di bosqq.vip. Selain permainan BandarQ Online yang memang sudah sangat terkenal dengan keseruannya situs BosQQ memberikan berbagai macam bonus menarik yang bisa anda dapatkan disini! BOSQQ Menyediakan Game antara lain: DominoQQ, BandarQ Online, Texas Poker, Capsa Susun
BalasHapus